Ruwatan desa diadakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah yang diberikan dan untuk memohon perlindungan dari bencana dan malapetaka. Acara dimulai dengan kirab budaya yang menampilkan kesenian tradisional seperti tari-tarian, gamelan, dan wayang kulit. Seluruh warga berpartisipasi dalam prosesi ini dengan mengenakan pakaian adat Jawa.
Setelah kirab budaya, acara berlanjut dengan upacara ruwatan yang dipimpin oleh sesepuh desa. Prosesi ini diawali dengan pembacaan doa-doa untuk membersihkan desa dari energi negatif.
Kepala Desa Kepanjen, Sukamid, dalam pidatonya menegaskan pentingnya melestarikan tradisi ruwatan desa sebagai kearifan lokal. "Kami berharap dengan diadakannya ruwatan ini, Desa Kepanjen akan selalu diberkati dan dijauhkan dari segala marabahaya. Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga desa," ujarnya.
Acara ruwatan juga menarik perhatian wisatawan lokal dan luar daerah yang ingin menyaksikan kekayaan budaya dan tradisi leluhur yang masih dilestarikan. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi ajang promosi pariwisata yang mengangkat nama Desa Kepanjen di kancah nasional.
