JEMBER - Kabarselatan.com Desa Wonorejo kembali menggelar acara wujud syukur dengan mempersembahkan seni wayang kulit. Acara yang dilaksanakan pada kamis, 01/08/2024 di Pendopo desa ini berhasil menarik perhatian dan partisipasi seluruh warga desa.
Kegiatan syukuran dimulai dengan sambutan dari Kepala Desa Wonorejo, Bapak Mi'an, yang menyampaikan rasa syukur atas berkah yang telah diterima oleh warga desa. "Malam ini kita berkumpul bersama untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen yang melimpah dan hasil kerja keras kita semua. Semoga berkah ini terus berlanjut di masa depan," ujar Bapak Mi'an dalam sambutannya.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pagelaran seni wayang kulit yang dipimpin oleh dalang terkenal, Ki Dalang Eddy Siswanto. Dengan keterampilannya, Ki Dalang Eddy siswanto membawakan cerita klasik dari pewayangan Jawa yang penuh dengan pesan moral dan nilai-nilai kehidupan. Suara gamelan yang mengiringi pagelaran semakin memperkaya suasana dan membawa penonton ke dalam alur cerita.
Warga desa yang hadir tampak antusias dan menikmati setiap adegan yang disajikan. Banyak di antara mereka yang membawa serta keluarga untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit ini. Selain sebagai hiburan, pagelaran wayang kulit juga menjadi sarana edukasi budaya bagi generasi muda di Desa Wonorejo.
"Pagelaran seni wayang kulit ini tidak hanya sebagai wujud syukur, tetapi juga sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan tradisional kita," kata Ibu Rini, salah satu warga desa yang turut hadir. "Semoga generasi muda kita dapat terus menjaga dan menghargai budaya leluhur ini," tambahnya.
Acara wujud syukur ini diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Doa tersebut dipanjatkan untuk memohon keberkahan dan keselamatan bagi seluruh warga desa Wonorejo. Dengan penuh keakraban, warga desa kemudian menikmati hidangan tradisional yang telah disiapkan sebagai penutup rangkaian acara.
Warga Desa Wonorejo berharap bahwa acara syukuran ini dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya sebagai bentuk rasa syukur dan pelestarian budaya lokal yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka.(him)