"Foto pedagang kaki lima di alun alun jember"
"Kamis malam (10/10/2024), ada peserta Nobar yakni supir dan kernet bis bergambar Fawait - Djoko minum kopi ke stan saya dan bilang kalau ngopi di acara Nobar gratis. Padahal di sekitar arena Nobar sudah ada 3 stan yang menggratiskan minum kopi, sementara kami bukan bagian dari stan tersebut," ungkap Hariyanto, di depan masjid Al Amin, Jum'at malam (11/10/2024).
Lanjut Hariyanto, kemudian ia berkoordinasi dengan koordinator Nobar dan ada intruksi kalau stan Hariyanto bisa melayani relawan Fawait untuk ngopi gratis. "Untung ada teman yang menyarankan kepada kami agar mengumpulkan bungkus sachetan kopi uang sudah penonton minum, sebagai bukti laporan," terang Hariyanto.
"Kemudian saya melapor jika relawan yang minum di stannya menghabiskan 60 an sachet, dengan perincian harga 4 ribu sebanyak 30 sachet, harga 5 ribu sebanyak 33 sachet dan air mineral 10 botol, totalnya 300 an ribu Rupiah. Namun koordinator Nobar memberi uang 100 ribu dan minta kembalian 10 ribu, jadi awalnya kami menerima 90 ribu," ucapnya.
Pria yang berdomisili di kelurahan Antirogo ini kemudian komplain ke koordinator acara Nobar sebab uang yang ia terima tidak sesuai dengan banyaknya penonton Nobar yang minum di stannya. "Akhirnya pihak koordinator mau melunasi, cuman saya hanya minta tambahan 100 ribu, agar urusan tidak berkepanjangan," tuturnya.
"Koordinator Nobar bilang kami hanya mendapat jatah 20 sachet setelah acara usai, sementara penontonnya ratusan. Posisi stan saya sangat dekat dengan bis relawan Fawait, sehingga banyak yang minum ke stan saya, bahkan ada 1 orang yang minum kopi sampai 2 hingga 3 gelas," ucapnya.
Hariyanto berharap agar kejadian yang ia alami tidak terulang lagi saat ada even Nobar ke depannya. "Harus diperbaiki lagi koordinasinya," pungkasnya. (*)