Pengunduran Diri Dua Tim Pemenangan dari Gerindra dan NasDem Memicu Tanda Tanya dalam Kampanye Fawait-Djoko di Jember

Pengunduran Diri Dua Tim Pemenangan dari Gerindra dan NasDem Memicu Tanda Tanya dalam Kampanye Fawait-Djoko di Jember

Redaksi
Selasa, 08 Oktober 2024

JEMBER - Kabarselatan.com Dua politisi dari partai besar, Gerindra dan NasDem, menyatakan pengunduran diri dari tim pemenang pasangan calon nomor urut 2, Muhamad Fawait-Djoko Susanto, yang sedang berlaga dalam Pilkada Kabupaten Jember, Jawa Timur. Langkah ini memicu spekulasi tentang dinamika internal yang sedang terjadi dalam tim kampanye.

Moh Sholeh, politisi dari Gerindra, dan Mashudi alias Agus MM, politisi dari NasDem, dikabarkan mundur karena kecewa dengan kurangnya transparansi anggaran serta lemahnya komunikasi antaranggota tim. Keduanya merasa bahwa semangat kerja kolektif dan kebersamaan yang seharusnya ada dalam struktur pemenangan tidak berjalan dengan baik.

Agus MM yang semakin merasa tidak nyaman dengan situasi tersebut, menyebut bahwa reaksi tim terhadap mundurnya Moh Sholeh terkesan meremehkan. “Ini bukan masalah pribadi Cak Moh Sholeh atau saya, tetapi soal tim kerja di bidang hukum. Ketika kami disebut 'mental cawat', hal itu jelas tidak bisa diterima,” ungkap Agus pada Senin (7/10/2024).

Lebih lanjut, Agus meminta kepada Dewan Pimpinan Daerah (DPD) NasDem Jember untuk menarik dirinya dari tim pemenangan tersebut. Ia menegaskan bahwa keputusannya berdasarkan prinsip bekerja untuk kepentingan partai, bukan demi memenangkan pasangan calon nomor 02. "Saya bekerja untuk partai, bukan untuk 02," tegasnya.

Agus juga mengangkat isu transparansi anggaran operasional, yang menurutnya penting bagi keberlangsungan waktu kerja. Ia menegaskan bahwa jika ada dana yang tersedia, jumlahnya harus jelas, dan jika tidak ada dana, tim harus diberi tahu dengan transparan. "Jika ada anggaran, sebutkan nominalnya. Jika tidak, katakan juga. Transparansi adalah kuncinya," tambahnya.

Lebih jauh lagi, Agus menekankan bahwa politik tidak bisa lepas dari biaya operasional. "Ini adalah kerja politik, bukan kegiatan sukarela di masjid. Ketika tim dibentuk, ada konsekuensi logistik berupa kebutuhan dana. Jika tidak ada kejelasan, tidak ada kekhawatiran jika orang memutuskan untuk mundur," ujarnya.

Di sisi lain, Ketua DPD NasDem Jember, Marsuki Abdul Ghofur, belum memberikan komentar rinci mengenai beasiswa diri ini. “Kami masih membahas permasalahan ini. Jika Agus tidak siap, kami tidak keberatan, masih banyak kader yang bisa menggantikannya,” ujar Marsuki.

Pengunduran diri dua politisi ini menjadi perhatian publik di tengah upaya pemenangan tim Fawait-Djoko yang semakin gencar menjelang Pilkada Jember. (Red)