Santunan Anak Yatim, Bupati Jember Pakai Uang dari Pemkab Sedangkan Wabup dengan Duit Sendiri

Santunan Anak Yatim, Bupati Jember Pakai Uang dari Pemkab Sedangkan Wabup dengan Duit Sendiri

Redaksi
Jumat, 21 Maret 2025


"foto wakil bupati Jember djoko Susanto saat santunan anak yatim"


JEMBER - Kabarselatan.com Mendadak muncul video santunan anak yatim di sela-sela acara Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Pemerintah Kabupaten Jember. 


Video itu memperlihatkan Bupati Jember, Muhammad Fawait membagi-bagikan amplop berisi uang yang sudah disediakan oleh penyelenggara kegiatan. 


Sedangkan, Wakil Bupati Djoko Susanto yang tidak kebagian jatah amplop dari penyelenggara seketika merogoh kantong saku celananya untuk mengambil uang yang diberikan ke belasan anak yatim. 


Kepala Bagian Umum Pemkab Jember, Andreas Permana Harahap yang berwenang mengelola anggaran operasional Bupati dan Wabup belum menanggapi permintaan konfirmasi melalui telepon. 


Adapun Wabup Djoko Susanto blak-blakan mengungkapkan bahwa ketika itu acara memasuk sesi santunan. Penyelenggara acara meminta Djoko turut tampil. Namun, Djoko tidak dibekali amplop untuk anak-anak yatim seperti halnya Fawait.


"Semua amplop diberikan ke Bupati dan sudah dibagikan ke anak yatim. Maka, saya kan harus ambil posisi tepat dengan situasi itu. Sehingga, spontan saja ambil uang sendiri dari saku untuk saya berikan ke anak-anak yatim itu," ceritanya. 


Djoko tidak mempermasalahkan perlakuan penyelenggara acara terhadap dirinya. Mantan Kepala BPN Jember ini juga menyikapi bawahannya dengan sabar. 


"Saya tenang, biasa-biasa saja. Tidak apa-apa penyelenggara acara meskipun dari Pemkab mau begitu. Toh, uang saya juga untuk anak-anak," tuturnya, Jumat, 21 Maret 2025.


Musrenbang berlangsung Kamis, 20 Maret 2025. Djoko tampak terlebih dahulu datang sejak siang. Sementara, Fawait tiba sore hari untuk menutup acara. 


Djoko sempat berpidato beberapa saat. Ia melontarkan sejumlah kritik berdasar telaahnya terhadap naskah rencana pembangunan yang disusun para pejabat Pemkab. 


Menurutnya, banyak hal yang tidak sinkron antara latar masalah dengan program yang dirancang. Djoko meminta catatan kritisnya menjadi koreksi agar belanja pemerintah tepat sasaran. 


"Supaya tidak menghambur-hamburkan uang APBD. Rencana program pemerintah harus berangkat dari kerangka berpikir sistematis yang baik," paparnya. 


Bupati Fawait mengatakan, rencana pemerintah juga memuat usulan masyarakat mulai sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lainnya. Namun, yang terealisasi kelak berdasar skala prioritas dan perhitungan kekuatan anggaran.


"Kami punya komitmen ke depan reformasi birokrasi, dan transparansi anggaran harus lebih baik. Kuncinya adalah perencanaan, penganggaran, dan monitoring," ulasnya. (*)